Sabtu, 27 November 2010

KBRI Bantu Pulangkan 19 ABK dari Afsel


Sebanyak 19 anak buah kapal  warga negara Indonesia terlibat cekcok dengan pemilik kapal El-Shadai berbendera Afrika Selatan, 12 November 2010. Kemudian, ABK tersebut turun dari kapal dan menginap di Seafarer’s Association setelah melapor ke Seafarer’s Association di Durban (500 kilometer dari Pretoria).

Setelah mendapat laporan hal itu, KBRI Pretoria mengirimkan staf ke Durban untuk membantu para ABK dan memberikan makanan atau keperluan dasar. KBRI akan mendesak pemilik kapal, dan akan membantu kepulangan ABK itu ke Indonesia, sebagaimana rilis Kementerian Luar Negeri, Jumat (26/11/2010).

Dijelaskan, kapal El-Shadai sudah meninggalkan Pelabuhan Durban tanggal 16 November dan membawa semua paspor, dokumen, serta barang pribadi milik ABK Indonesia. Menurut jadwal, kapal itu akan kembali ke Durban tanggal 5 Desember 2010.

Untuk mencari penyelesaian lebih lanjut, KBRI Pretoria telah mengambil langkah-langkah sebagai berikut:

* Mengirimkan note verbale ke Kementerian Luar Negeri Afrika Selatan untuk meminta perhatian serta bantuan penanganan kasus 19 ABK WNI sesuai peraturan setempat.
* Melaporkan kepada instansi Imigrasi Afrika Selatan (Department of Home Affairs/DHA) terkait situasi yang dihadapi 19 ABK WNI supaya para ABK tersebut tidak diperlakukan sebagai pelanggar hukum.
* Melaporkan kasus ini kepada International Transport Workers’ Federation (ITF) di Durban dan headquarter di London.
* Menyewa pengacara setempat untuk membantu proses negosiasi dengan pihak pemilik kapal.
* Kementerian Luar Negeri dan KBRI Pretoria terus berkoordinasi untuk memantau proses penyelesaian kasus yang dialami ABK Indonesia. KBRI Pretoria dalam hal ini secara intensif terus berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait, seperti Kemlu Afrika Selatan, instansi Imigrasi Afrika Selatan, dan International Transport Workers’ Federation (ITF) di Durban, guna memastikan pemenuhan hak-hak ABK Indonesia.

KOMPAS.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar