Jumat, 03 Desember 2010

Wapres Prihatin Penyebaran HIV / AIDS

Pencegahan penyebaran virus HIV/AIDS tak bisa sendiri-sendiri dan parsial dilakukan para pihak seperti selama ini. Pasalnya, penyebaran virus mematikan itu sudah mencapai titik yang mengkhawatirkan dan mencapai deret ukur dan bukan lagi deret hitung. Langkah tindakan yang parsial disadari hanya akan mendorong hasil yang sepotong-sepotong dan tidak akan optimal, terutama penyebaran di tingkat generasi muda. Oleh sebab itu, Wakil Presiden Boediono mengajak seluruh komponen bangsa mawas diri dan mengintrospeksi diri mengapa penyebaran virus HIV/AIDS yang pertama ditemukan 23 tahun lalu, hingga kini semakin masif penyebarannya. Perlu langkah bersama yang menyeluruh dan berkelanjutan untuk meminimalisasi. Hal itu diungkapkan Wapres Boediono, saat memberikan pengarahan di puncak Hari Kesehatan Nasional ke-46 dan Hari AIDS Sedunia di Istana Wapres, Jakarta, Jumat (3/12/2010). Acara dihadiri sejumlah menteri terkait seperti di antaranya Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, Menteri Pendidikan Muhammad Nuh serta sejumlah pimpinan daerah dan lembaga swadaya masyarakat yang mendapat penghargaan kesehatan. "Angka-angka tersebut sangat memprihatinkan kita sehingga kita harus mawas diri dan bertanya kenapa itu terjadi dan apa yang mesti kita lakukan menghadapi penyebaran seperti itu," tanya Wapres Boediono. Menurut Wapres, pada lima tahun ke depan atau tahun 2015, Indonesia harus mencapai komitmen Millenium Development Goal's (MDGs), khususnya di bidang penanggulangan AIDS. "Oleh sebab itu, tentu itu harus diperhatikan oleh kita semua. Waktunya hanya lima tahun lagi, bisakah kita membalik tren penyebarannya itu? Ini sangat serius, dan, kita perlu memikirkan bersama," kata Wapres.
Dalam kesempatan itu Wapres mengimbau pihak-pihak termasuk, pemilik dan insan media masa untuk untuk bermurah hati memberikan sedikit ruang bagi pendidikan publik, khususnya untuk mencegah penyebaran HIV/AIDS. Terkait dengan laporan mendalam mengenai upaya pencegahan penyebaran AIDS, yang ditulis Kompas, edisi Jumat (3/12/2010), Wapres Boediono memberikan apresiasi yang tinggi. "Kompas memberikan informasi yang bagus untuk memperingati Hari AIDS Sedunia," katanya. Sebelumnya, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, menegaskan hingga 30 September lalu, tercatat 50.320 orang terkena virus HIV/AIDS. Dari jumlah itu, sebanyak 22.726 orang pengidap AIDS tersebar di 32 provinsi di Indonesia. "Yang paling mengkhawatirkan kita, generasi muda kita ini, terutama di usia produktif di antara usia 15-39 tahun saat ini, sebanyak 78,8 persen mengidap virus HIV/AIDS," ujar Agung seraya berharap Komisi Penanggulangan AIDS memiliki strategi penanggulangan HIV/AIDS yang terarah, komprehensif dengan melibatkan banyak pihak.


From : Kompas

Akuntansi

Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai "bahasa bisnis". Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah pembukuan. Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari akuntansi dimana informasi keuangan pada suatu bisnis dicatat, diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan dikomunikasikan. Auditing, satu disiplin ilmu yang terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi, adalah suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini - yang masuk akal tapi tak dijamin sepenuhnya mengenai kewajaran dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.
Akuntansi disebut sebagai bahasa bisnis karena merupakan suatu alat untuk menyampaikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang memerlukannya. Semakin baik kita mengerti bahasa tersebut, maka semakin baik pula keputusan kita, dan semakin baik kita didalam mengelola keuangan. Untuk menyampaikan informasi-informasi tersebut, maka digunakanlah laporan akuntansi atau yang dikenal sebagai laporan keuangan. Laporan keuangan suatu perusahaan biasanya terdiri atas empat jenis laporan, yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas.
*       Neraca, adalah daftar yang sistematis dari aktiva, utang dan modal pada tanggal tertentu, yang biasanya dibuat pada akhir tahun. Disebut sebagai daftar yang sistematis, karena neraca disusun berdasarkan urutan tertentu. Dalam neraca dapat diketahui berapa jumlah kekayaan perusahaan, kemampuan perusahaan membayar kewajiban serta kemampuan perusahaan memperoleh tambahan pinjaman dari pihak luar. Selain itu juga dapat diperoleh informasi tentang jumlah utang perusahaan kepada kreditur dan jumlah investasi pemilik yang ada didalam perusahaan tersebut.
*       Laporan laba rugi, adalah ikhtisar mengenai pendapatan dan beban suatu perusahaan untuk periode tertentu, sehingga dapat diketahu laba yang diperoleh dan rugi yang dialami.
*       Laporan perubahan modal, adalah laporan yang menunjukkan perubahan modal untuk periode tertentu, mungkin satu bulan atau satu tahun. Melalui laporan perubahan modal dapat diketahui sebab-sebab perubahan modal selama periode tertentu.
*       Laporan arus kas, dengan adanya laporan ini pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan perusahaan didalam menghasilkan kas dimasa mendatang.